Sabtu, 06 November 2010

Harga Sebuah Keperawanan Seorang Wanita

Harga Sebuah Keperawanan Seorang Wanita
Terus terang, saya membahas ini hanya untuk berbagi, dan sama sekali bukan untuk menimbulkan pro dan kontra. Jika setuju dengan saya, maka pandangan kita sama. Tapi jika kita berbeda pendapat,  maka tulisan ini hanya untuk memperkaya khasanah berpikir dan jangan dijadikan sebuah penghujatan.

Kata orang dulu, keprawanan adalah harga diri seorang perempuan. Jika keperawanan itu terenggut, maka hancurlah seluruh masa depan si Perempuan itu. Kata saya. Keperawanan itu adalah tentang selaput darah. Hanya itu...?? yah hanya itu.

Pada beberapa kasus yang pernah saya dengar, ada seorang suami yang menceraikan istrinya hanya karena istrinya tidak perawan. Suaminya itu merasa di tipu oleh istrinya. Karena sepengetahuan dia, istrinya sama sekali bukan perempuan yang bisa di "gituin" ama laki-laki manapun. Atau pada satu ketika saya sempat berbincang-bincang dengan teman saya laki-laki, dia juga berpendapat sama dengan cerita saya di atas. Dia tidak mau istrinya nanti tidak perawan.

Tanggapan saya. Pernikahan itu dibangun dari banyak faktor. Lalu apakah banyak faktor itu harus terhapus hanya karena dia tidak perawan..?? Apakah cinta yang kata orang murni dan indah itu hanya sebatas selengkangan..?? Apa kabarnya tentang kenyamanan bersama...?? Apa kah sedangkal itu harus melihat sebuah kesalahan masa lalu yang dibuat oleh seorang perempuan (jika memang itu dinyatakan sebagai sebuah kesalahan)..??

Jangan mengharapkan perahu yang tenang, jika kita adalah ombak yang beriak. Jika kita bukan orang yang bersih, jangan menunjuk orang lain sebelum menunjuk diri sendiri. Memang manusia terlalu mudah mencari cela orang lain tanpa memperhitungkan kekurangan yang ia miliki. Satu hal kata pamungkas laki-laki "kita tuh tak berbekas, cewek itu berbekas.. berarti beruntunglah kita sebagai laki-laki" . Kualitas cara berpikir yang sangat dangkal.

Saya adalah orang yang paling membenci sebuah kemunafikan. Saya selalu membenci dengan kata "adat ketimuran" yang kadang dijadikan sebuah alasan seseorang untuk menghujat orang lainnya. Saya punya teman yang perawan, tapi lidahnya pedas seperti silet. Suka membicarakan orang. Suka menghina orang. Suka mengucilkan orang. Apakah lalu dia lebih baik dari teman saya yang tidak perawan tapi pandai membawa dirinya selayaknya seorang perempuan yang baik, pintar, dan  tidak pernah usil pada urusan orang lain.
Saya selalu berasumsi bahwa perawan atau tidak perawan adalah soal keputusan. Keputusan untuk melakukan Sex before married atau tidak melakukan sex before married, That's all. 


Jangan dikaitkan dengan cara hidup, kepribadian, tingkah laku, apalagi dengan keimanan seseorang. Ini bukan lagi zaman lampu petromax, ini sudah jaman lampu laser. Masa pemikirannya masih seperti VW Kodok, sedangkan orang lain udah pada naik Ferari. Kalo anda adalah orang yang bersih dan tidak pernah melakukan kesalahan (ingat masturbasi juga merupakan sebuah kesalahan), maka boleh lah berharap untuk mendapatkan seorang perawan tulen. Karena anda adalah laki-laki LUAR BIASA.

Saya pernah ditanya oleh seorang perempuan yang juga teman saya,
"Pada siapa perempuan itu harus menyerahkan keperawanannya...??? Apakah harus pada suaminya"
Jawab saya "Perempuan harus menyerahkan keprawanannya pada orang yang tepat. Suaminya atau bukan suaminya. Asalkan kamu yakin dia adalah orang yang tepat, dan kamu tidak akan menyesali itu."
Sekali lagi saya ingatkan, tulisan saya tidak untuk diperdebatkan antara yang setuju atau tidak setuju. Semua tergantung dari sudut mana anda melihatnya.

Perempuan itu terlahir untuk dihargai. Bagaimanapun dia, dia layak untuk di hargai. Itulah kenapa perempuan diambil dari tulang rusuk laki-laki. Untuk dijaga, oleh laki-laki. Maka mari kita melihat perempuan itu secara keseluruhannya. Tidak bagian per bagian. Hargai tiap masa lalu yang ia lewati. Hargailah tiap keputusan masa lalu yang dia ambil. Berdamailah dengan keputusan itu. Benar atau salah, kita bukan Tuhan yang berhak untuk menghakimi orang lain.

"Kau akan dihargai dari caramu menghargai seorang perempuan"

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More